Powered By Blogger

Monday 3 October 2016

Puisi


Tema: “Pers Sebagai Pahlawan”
# Great3rdCOMPETITIONFEUNJ

Acara begitu ramai, mereka begitu kagum oleh salah satu seorang Puisi yang bernama Aldi. Seorang sekaligus lebih banyak mengeluarkan beberapa kata-kata dalam bentuk puisi. Puisi dari hatinya sendiri, atau puisi di kehidupan sosial. Dari mereka, lebih banyak menyukai puisi Aldi yang lebih banyak membicarakan tentang Sosial. Kemiskinan, Pengangguran, atau angka kematian dalam hidup.
            “Oke! Ini salah satu karya kumpulan puisi yang berjudul ‘Tempat dan Panjang’. Boleh diceritakan sendiri maksud dari arti itu, dan kenapa judulnya seperti itu?” ucap seorang Pemandu Acara. Seorang wanita memakai kacamata dan rok hitam setengah lutut beserta T-shirt putih.
mic itu mulai ditempelkan di bagian bawah bibirnya. Menjelaskan buku Puisi yang baru diterbitkan satu bulan yang lalu. Namun baru hari ini, Aldi diundang dalam sebuah Talk Show Sastra di kota Surabaya. Khusus untuknya yang banyak sekali orang terkagum-kagum dengannya, seorang Penyair Puisi yang selalu dibaca lewat radio oleh penyiar, dan diteribkan di surat kabar maupun di website blog Aldi sendiri. Sosok Aldi yang bertampang senyum manis itu baru saja lulus sekolah SMA. Semenjak kelas 3 SMP ia mengetahui sebuah puisi, lalu di kelas pertama SMA Aldi mulai merambah di dunia penulisan Puisi.
“Jadi buku itu menceritakan sosok saya sendiri. Saya punya tempat yang tidak pernah saya sadari. Nah, yang tidak sadarnya itu, saya punya tempat hidup yang begitu panjang. Ciri-cirinya kayak puisi ‘Menjelas Arti’, di bagian halaman lima. Itu dijelaskan bagaimana ciri-ciri cinta menurut manusia diluar sana. Karena bagi kita sendiri, kita masih bingung walaupun kita sudah jalanin sama pasangan kita. Dan itu salah satu tempat  hidup yang panjang, ya itu, Cinta bagi mereka yang menjalankan. Juga yang saya jalankan.”
            Sudah dua buku puisi yang sudah diterbitkan. Sebagai penulis puisi produktif, kepingan hidup selalu Aldi cari untuk mendukung puisi-puisi yang terus dibuatnya. Puisi yang selalu ingin dia jadikan hidup sebagai dunia bagi orang-orang yang merasakan keresahan lewat bentuk Syair puisi.

                                                                        _____

“Mas, Aldi. Boleh minta waktu untuk wawancara mengenai buku puisi terbaru Mas?” seorang wartawan yang menunjukkan kartu Pers Media Indonesia itu menepuk pundak Aldi dari belakang. Lantas, Aldi tersenyum. Terbuka kepada wartawan yang hadir untuk meminta waktunya yang hanya sebentar. Aldi mengangguk, dan seorang wartawan itu menjawab, “Makasih, Mas.”
            Pertanyaan demi pertanyaan langsung masuk ke bagian buku terbarunya. Aldi menjelaskan dengan terus menatap seorang wartawan berambut klimis itu. Terlihat begitu rapih dengan mata yang seakan-akan memiliki pancaran cahaya disana. Yakin sekali, sosok itu mendukung lekuk senyumnya yang mengundang lewat wajahnya. “Berapa lama proses pembuatannya, Mas?” tanya seorang wartawan itu lagi. Aldi mengangguk, memamerkan buku puisi terbarunya ke hadapan wartawan yang hanya satu orang. “Ini proses-nya cuman dua minggu saja. Tapi selebihnya, penerbit yang memberikan waktu kapan buku saya akan terbit.” Jawab Aldi kemudian.
            Prestasi yang membanggakan bagi Sastra Indonesia, Aldi selalu bertemu dengan orang-orang hebat diluar sana. Seperti Seno Gumira Adjidarma. Cerpenis yang melalangbuana namanya lewat kata-kata beserta alur ceritanya. Dan Penyair yang pernah Aldi temui. Hingga nama Aldi masuk sebagai Penyair muda di Indonesia. Tak begitu disangka, orang-orang banyak yang ingin tahu tentang Aldi. Seorang anak muda yang menuliskan kata-katanya yang tak pernah orang lain pikirkan. Ide dari kepalanya itu tak pernah Aldi pikirkan. Langsung menulisnya berupa kata-kata keluar bebas mengarungi dunia Puisi-nya.
            “Mengenai Mas Aldi yang sebagai seorang Penyair Muda Indonesia. Bagi Mas sendiri seperti apa, tentang Mas sebagai seorang Penyair Muda?” tanyanya lagi. Tinggal satu pertanyaan terakhir lagi yang akan selesai. Diluar, ada dua wartawan lagi yang sedang menunggu. Dan Aldi segera cepat-cepat menyelesaikan waktunya.
            “Gimana, ya? Sebenarnya, sih, saya nulis Puisi hingga diterbitin itu gak disangka aja orang banyak yang baca, dan kalau sebagai Penyair Muda itu, diluar sana banyak Penyair yang lebih baik dari saya. Yah… Mungkin itu bonus dari saya. Dan saya harus lebih produktif menulis terus.” Wajah Aldi tersenyum kembali.
            “Tertarik ingin buat Novel? Ataupun Cerpen?” pertanyaan terakhir mulai tiba.
            “Pengennya, sih, Novel. Tapi menceritakan sosok seorang Penyair juga. Dan alur ceritanya itu akan saya selipin puisi dari sosok yang dibuatnya. Kebetulan saya sebagai penulis puisi, saya mau mempertahanin di dunia puisi saya dulu. Karenanya, ada puisi yang lain juga yang ingin saya selesaikan untuk cadangan buku selanjutnya. Yah… Mudah-mudahan puisi saya bisa diterima lagi dan dicintai lagi sama masyarakat Indonesia sana. Setelah buku baru saya yang terbit.”
            Ketika puas seorang Wartawan itu berhasil mengulik buku terbaru Aldi. Sosok seorang wartawan itu bernama Wijaya. Jabatan tangan pertanda selesai, Aldi memberikan satu buku padanya secara gratis. Beserta tanda tangannya. “Terima kasih, Mas, karya ini akan saya kenang.” Senyumnya lantas pergi meninggalkan ruangan belakang panggung.
            Dua wartawan yang meminta waktunya, segera Aldi selesaikan. Pertanyaan yang berbeda, namun masih sama dengan keterkaitan oleh buku terbarunya. Dan sosok sebagai Penyair Muda di Indonesia.
                                                            _____

Wartawan adalah sosok seorang pahlawan bagi Masyarakat. Tentu saja, seorang wartawan atau yang disebut sebagai kuli tinta, atau seorang reporter TV yang sama-sama menjalankan tugas Jurnalistik-nya, tak akan masuk nama Aldi di sebuah koran Media Indonesia yang sedang dibacanya. Membaca sekilas rangkaian Talk Show di Surabaya dan mengundang Aldi sebagai pembicara sekaligus membicarakan buku barunya. “Acara itu ramai didatangkan oleh penggemar karya seorang penyair muda yang baru lulus SMA ini. Berprestasi yang tengah dijalankan, tentu belum merasa puas, dan terus ingin bersama puisi sebagai kehidupan bagi mata masyarakat.”
            Isi bagian berita yang dibacanya, membuatnya tersenyum sendiri. Tanpa seorang wartawan juga, nama Aldi tidak akan dicantum di sebuah berita koran. Atau dikenalnya di mata masyarakat mengenai tentang dirinya. Tanpa wartawan, segala puisi yang dibuatnya juga tak akan sampai ke mata masyarakat. Yang mengulik bagian-bagian puisi Aldi yang ditulisnya.
            Disamping bagian kanan, selepas membaca artikel tentangnya, buku barunya terpajang disana. Senyum pun merekah kembali di wajah Aldi yang terus begitu terkembang. Berkat bakatnya yang tanpa disangka memilah sebuah kata-kata mampu membuatnya seperti ini. Juga bantuan dari wartawan Media yang membesarkan namanya sendiri. Buku terbarunya dari karya seorang Penyair Muda. Karya dari seorang yang umurnya masih belasan tahun, namun bisa berada di bagian penulis maupun kritikus sastra profesional di Indonesia. Dan namanya, mungkin akan dikenang saat Aldi meninggalkan dunia. Meninggalkan puisi yang ditulisnya sebagai memory kehidupan untuk orang-orang yang kagum dengannya bersama puisinya.
            Koran itu mulai dilipat, membacanya pun telah selesai. Menempuh pendidikan lanjutan sebagai guru sebisa mungkin akan terus dijalankan sebagai seorang penulis puisi. Menulis sudah tidak bisa dihilangkan, dan Aldi terus mempertahankan di dunia kepenulisannya. Sebuah buku tulis kosong mulai dipandanginya. Dan bolpen hitam yang melingkari di bagian jarinya. Diputarnya, lalu tangannya bergerak menulis puisi yang ditulisnya. Puisi tentang seorang Wartawan.

Seorang Kuli Tinta punya hidup, atau jendela
mata mereka sendiri sebagai makanan hangat
untuk menatap sosok yang akan ditulisnya
dalam surat kabar esok terbit.
Pahlawan hidup, tanpa bisa makhluk berbentuk
menjatuhkan harga dirinya, atau mengoyahkan
bagian hatinya sendiri yang terus usaha dihancurkan.

Tulisan cerpen ini, dalam rangkaian acara kompetisi yang diselenggarakan oleh @Econochannel dengan hastag lomba #GREAT3rdCOMPETITIONFEUNJ dari UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.


           

1 comment: