Buku Tulis
Penulis: Aflaha Rizal
Horor
Alan mengenjak sekolah di SMA, selain prestasi di bidang akademik IPA.
Alan mengembangkannya lagi di SMA, semasa SMP dahulu alan adalah anak sempoa
dan kimiatologi(anak kimia). Di SMA ini alan masuk jurusan IPA, saat pengumuman
kelulusan jurusan alan senang sekali bahwa dia berhasil masuk jurusan IPA. Bagi
alan IPA adalah pelajaran kesukaan alan sejak semasa SMP.
Di kelas IPA, alan berhasil
menyelesaikan rumus kimianya. Teman-temannya langsung berburu ke alan untuk
mengajari rumus-rumus kimia. Salah satu temannya adalah namanya raksi, raksi
mendekati alan untuk bisa mempelajari ilmu kimia.
‘’alan, ajarin
donk!” kata raksi
‘’ajarin apaan ya?”
‘’ajarin cara-cara
ilmu rumus kimanya”
‘’oh itu, oke deh!”
Alan langsung mengajari cara
ilmu-ilmu kimia, raksi pun memerhatikannya dengan serius. “ngerti gak semua
rumus-rumus ini?” alan menghadap raksi. Raksi pun hanya tersenyum lebar “iya
aku ngerti kok, rumus kamu ternyata keren ya aku jadi ngerti sekarang” jawab
raksi dengan penuh kegirangan.
‘’hahahah biasa aja
ah!”
‘’serius alan!”
Di jam istirahat alan menuju
ke perpustakaan, dia berjalan sendiri kesananya. Di perpustakaan alan mencari
buku-buku tentang flora dan fauna, selain itu alan menyempatkan waktunya untuk
membaca buku-buku kimia,fisika dan buku-buku pengetahuan tumbuhan. Alan membaca
buku bisa sampai satu jam atau sampai satu setengah jam. Saat itu alan
tiba-tiba menemukan buku tulis di buku paket geografi, alan bingung terhadap
buku tulis yang menyangkut di buku geografi itu.
‘’itu buku tulis siapa
yah?” alan berkata dalam hati
Tentu saja buku tulis itu
cover-nya aneh, gak seperti buku-buku tulis lainnya. “ah! Mungkin itu buku
tulis orang kali yang ketinggalan saat dia mau balikin buku paketnya” kata
alan. Setelah itu alan langsung meninggalkan tempat perpustakaannya. Saat itu
alan meminjam buku paket flora dan fauna. Saat di tempat peminjaman buku, alan
langsung membicarakan tentang buku tulis itu ke tempat pengawas perpustakaan.
‘’ibu disana itu ada
buku tulis, kira-kira itu buku tulis siapa ya bu?” alan berkata ke pengawas
perpustakaan
‘’masa sih?” jawab pengawas
perpustakaan
‘’bener bu, tadi saya
liat saat saya sedang membaca buku”
‘’bolehkah ibu melihat?”
Alan pun hanya mengangguk, alan
mulai menunjukkan tempat buku tulis itu yang menyangkut di buku paket geografi.
Sang pengawas kebingungan saat mencari dimana letaknya buku tulis itu.
‘’mana dek? Gak ada ah!”
katanya
‘’tadi saya melihat
sendiri bu disini, aneh! Perasaan tadi ada kok tiba-tiba gak ada” alan tambah
kebingungan
‘’ah itu perasaan kamu
saja kali, yaudah kamu mau minjem bukunya berapa hari?
‘’ehmm…seminggu deh bu!”
Di kelas alan mulai bingung soal
buku tulis tadi yang menyangkut di buku paket geografi saat di perpustakaan.
“kok tiba-tiba hilang begitu aja tuh buku tulis!” alan terus mengatakan seperti
itu selama tiga kali. Temannya yaitu raksi langsung menuju ke alan, alan
tiba-tiba langsung menolak raksi saat raksi di sebelahnya alan. “jangan disitu!
Aku lagi pengen sendirian!” alan mengucapkan seperti itu. Raksi bingung
terhadap sikap alan yang seperti itu, raksi langsung berbicara ke alan.
‘’kamu kenapa sih alan
kok tiba-tiba gitu?” kata raksi sambil minum es jeruk di plastik
‘’entahlah” jawabnya
sesingkat
‘’tapi kok muka kamu
pucet gitu, kamu sakit ya?”
‘’gak kok! Aku baik-baik
saja!”
Saat pelajaran matematika alan
di hirau tak konsentrasi saat belajar materi matematika yaitu tentang limit
fungsi. Ternyata alan masih memikirkan tentang buku tulis itu, sang guru
matematika melihat ke arah alan bahwa alan mukanya pucet.
‘’alan muka kamu pucet
ya?” seorang guru matematika menghadap ke alan
‘’engga kok bu saya
baik-baik saja” alan berbohong
‘’kalau kamu baik-baik
saja, kenapa muka kamu sampai pucet begitu. Apakah kamu lagi ada masalah sampai
kamu begitu?”
‘’engga kok bu, saya
lagi gak ada masalah!”
‘’yasudah kamu istirahat
saja dulu di ruang UKS”
‘’saya gak sakit bu!!”
alan mencoba untuk menolak
‘’jangan dipaksain
begitu nak, nanti kamu malah tambah parah. Yasudah dodi kamu antarkan alan ke
ruang UKS ya”
Saat itu alan di antarkan sama
dodi teman sekelasnya ke ruang UKS. Dodi sangat bingung melihat alan yang
mengendap sakit seperti itu. Di UKS dokter memutuskan alan ber-istirahat dulu
sampai pelajaran berakhir, saat terbaring alan masih memikirkan tentang buku
tulis itu. Ternyata alan masih belum bisa melupakan kejadian itu.
Alan mengendap penyakit demam
panas dingin. Sang dokter memberikan obat penurun demam. Setelah itu alan
memaksakan diri untuk belajar di kelas, tetapi sang dokter UKS menolaknya.
***
Di rumah alan ingin tahu buku tulis siapakah yang menyangkut di buku
paket geografi perpustakaan. Alan terus mencari-cari ide, yang bikin kepikiran
buku tulis itu cover-nya gak seperti buku-buku tulis lainnya. “buku tulisnya
bener-bener aneh!” alan mengatakan seperti itu di kamar tidurnya. Dan
teman-temannya alan berkunjung ke rumah untuk melihat kondisi penyakit yang
dialami oleh alan. Temannya yang datang adalah dodi, fariz dan raksi.
“lu sakit kenapa
lan?” kata fariz
‘’panas demam doang
riz”
‘’sumpah gue bingung
loh, kenapa lu bisa sakit begini saat di kelas?” dodi menambahkan kata-katanya
‘’yang aku alami
sekarang ini bener-bener aneh banget!”
‘’aneh kenapa lan?
Cerita dong sama kita-kita” kata raksi
Alan langsung memberikan
kejadian yang dia alami saat di perpustakaan. “all tadi pas aku di perpustakaan
aku merasa aneh saat membaca buku, aku melihat salah satu buku paket geografi
tetapi disitu ada buku tulis yang nyangkut di buku geografi itu. Buku tulis itu
cover-nya aneh gak seperti buku-buku tulis lainnya, dan disitulah aku
kepikiran”. Raksi, fariz dan dodi memperhatikannya dengan serius.
‘’terus lu sempet buka
gak tuh buku?” tanyanya fariz ke alan
‘’gak sempet, aku mau
buka tuh buku tapi hawanya tuh bener-bener gak enak banget!”
‘’gimana kalau kita cek
besok ke perpustakaan mau gak?” kata dodi
‘’di perpustakaan nge-cek
buku tulis itu?” jawab raksi
‘’iya”
‘’ihh!! Gue takut ah”
raksi merinding
‘’kita ber-empat ini
kok tenang aja” kata fariz
Dan mereka memutuskan di besok
harinya untuk menuju perpustakaan untuk melihat buku tulis yang cover-nya aneh
itu.
***
Di sekolah alan, fariz, dodi dan raksi menuju ke perpustakaan. Disana
mereka akan melihat buku tulis itu yang di ceritakan sama alan semalem, sampai
di perpustakaan alan langsung kasih tahu letak buku tulis itu. Dan ternyata
buku tulis itu masih terletak jelas di buku paket geografi itu.
‘’ini yang aku kasih
tau, bener-bener aneh kan covernya?” kata alan sambil jarinya menunjuk ke buku
‘’iya lan bener cover
bukunya aneh banget gak seperti kaya buku-buku tulis kita” jawab fariz
‘’lu ambil deh buku
tulis itu!” dodi meminta
‘’siapa yang mau ngambil
nih?” kata alan
‘’lu deh dod yang
ngambil!” raksi menepuk pundak dodi
‘’lah kenapa harus gue
yang ngambil?” jawab dodi
‘’kan elu yang nyuruh
siapa yang mau ngambil buku tulis itu!” kata fariz
‘’yah berarti keputusannya
dodi aja yang ngambil” jawab raksi
‘’ini beneran gak
apa-apa lan?” dodi tanya ke alan
‘’mana aku tahu dodi
aku aja belum liat” jawab alan
Dan akhirnya dodi memutuskan
untuk mengambil buku tulis itu, di saat udah mengambil buku tulisnya dodi mulai
merinding dan keringat dingin. “guys! Bener-bener gak enak perasaan gue” dodi
berkata seperti itu saat sudah memegang buku tulisnya. Setelah itu dodi
langsung membukanya di tempat meja membaca dan disana ada pengawas perpustakaan
yang sedang bermain handphone. Buku tulis mulai terbuka sedikit.
‘’gak enak banget
perasaan gue, pokoknya kalau gue kenapa-napa lu yah yang tanggung jawab!” dodi
mengancam
‘’yah mudah-mudahan
aja gak terjadi apa-apa” jawab alan
‘’buka aja dulu gue pengen tahu isinya
kaya apa” fariz berkata sambil menepuk pundak dodi
Saat membuka buku tulis itu
tiba-tiba ada tulisan yang bikin dodi tidak mengerti sama sekali. Disitu
menampilkan sebuah tulisan warna hitam tebal tetapi beberapa detik menghilang
secara tiba-tiba. “eh, keren banget tulisannya bisa ilang sendiri” raksi heboh
saat tulisan yang ada di buku tulis itu hilang.
Beberapa halaman yang sudah di
buka sama dodi, disitu menampilkan nama dan kelasnya. Namanya sela kelas 12
SMA. “wuih!! Namanya sela” dodi kaget. Detik-detik menuju halaman terakhir
tiba-tiba ada gambar seorang wanita bermuka rusak dan berambut kusut. Dodi
beserta lainnya berteriak dan melemparkan buku tulis itu secara kencang. Dodi
langsung jantungan saat melihat sosok wanita itu.
‘’guys…tadi itu
ga-gambar apa?” dodi terputus saat mengeluarkan kata-kata
‘’aku bilang apakan
perasaan aku bener-bener gak enak!” jawab alan
Saat itu pengawas perpustakaan
langsung menghampiri mereka yang sedang ketakutan. “kenapa nak kok tadi
teriak-teriak?” sang pengawas berkata ke mereka, fariz langsung menunjukkan
buku tulis itu yang terletak di lantai. Pengawas perpustakaan langsung
mengambilnya, dia langsung buka halaman buku tulisnya. Dan saat membuka halaman
terakhir pengawas perpustakaan itu kaget secara tiba-tiba.
Sang pengawas langsung berbicara
kepada mereka sejak kapan mereka menemukan buku tulis misterius ini. “kalian
dapat darimana buku tulis ini?!” kata pengawas perpustakaan yang masih
merinding. “kita menemukan di salah satu buku paket geografi yang terselip bu
disitu!” alan menjawabnya.
‘’ibu sebenernya itu
buku siapa?” raksi berkata
‘’iya bu sebenernya itu
buku tulis punya siapa?” dodi menambahkan
Si pengawas perpustakaan itu
langsung menceritakan. “sebenernya ini buku tulis punya anak yang pernah
sekolah disini, waktu itu dia minjem buku paket geografi itu. Kemungkinan itu
buku tulis punya dia namanya sela. Semenjak itu anaknya meninggal secara
tragis, dia menyimpan semua catatan sehari-hari dia di buku tulis ini” pengawas
perpustakaan menceritakan dengan serius.
‘’meninggalnya karna
kenapa ya bu?” alan bertanya
‘’saat dia pulang dia
sedang membawa buku tulis itu beserta buku paket geografi, dan beberapa
kemudian dia di bunuh darahnya muncrat ke salah satu buku tulis itu. Disitulah
dia meninggal dalam keadaan di bunuh, pisaunya menusuk ke perutnya. Orang tua
mereka menangis saat anaknya meninggal. Salah satu orang menemukan buku tulis
itu beserta buku paket geografinya, yang menemukan buku itu langsung menaruhnya
ke tempat buku yang terletak di perpustakaan”
‘’oh gitu ya bu” dodi
mengangguk
‘’anaknya cantik,
pinter matematika” kata sang pengawas perpustakaan
Mereka semua mengerti tentang
kejadian yang menimpa alan, alan mulai tahu ternyata buku tulis itu milik si
gadis yang sudah meninggal.
***
Keesokan harinya buku tulis itu di kubur di salah satu tanah kosong di
area dekat dengan sekolahnya alan, setelah buku itu sudah terkubur. Alan tidak
merasakan misteri yang seperti itu. Kini alan mengikuti studi-studi belajar
seperti biasa.